300x600 adsense
336x280 adsense
Di akhir semester ini, banyak orang tua yang merasa gembira dan bangga karena nilai rapor anak yang bagus. Rasanya ingin berbagi rasa gembira dan bangga atas prestasi si kecil ke seluruh dunia! Inilah mungkin yang membuat banyak orang tua memasang foto rapor anaknya di media sosial.
Tapi tunggu dulu, Moms! Menurut Annelia Sari Sani, MPsi, psikolog anak dari Petak Pintar Center for Learning Problems dan Klinik Psikologi RSAB Harapan Kita, Jakarta sebaiknya Anda pikirkan dulu apa yang sebenarnya Anda banggakan.
Pamer Rapor Anak di Medsos? Pertimbangkan Dulu 5 Hal Ini ya Bun! |
"Bangga terhadap apa? Terhadap angka? Atau terhadap perkembangan kemampuan anak yang sesungguhnya? Apakah angka-angka di rapor itu sudah menggambarkan perkembangan tersebut?" Anne mengingatkan.
Anne yang selalu mengajak orang tua untuk menghargai anak secara menyeluruh juga mengingatkan agar orang tua tidak hanya memerhatikan aspek kognitifnya aja.
"Percuma nilainya bagus semua tapi anak tidak sportif, tidak dapat bekerjasama, sulit bersosialisasi atau menganggap remeh satu pelajaran misalnya," ujar Anne.
Alzena Masykouri, psikolog dari Sentra Tumbuh Kembang Anak Kancil, juga sependapat dengan Anne. Menurut Alzena, nilai rapor itu sesuatu yang personal, jadi tidak sepatutnya dipampang di ruang publik seperti media sosia tanpa pertimbangan masak-masak atau kepentingan yang mendesak.
"Sangat personal, bukan sekedar angka. Dan ini dokumen, ya. Sama lah kayak akte kelahiran, kartu keluarga, KTP, paspor, dan sebagainya," ujar Alzena, "Nilai rapor itu kan, menunjukkan bagaimana proses KBM yang terjadi, bagaimana usaha belajar anak, bagaimana guru mengapresiasi, dan banyak lagi."
Psikolog yang juga sering menjadi rujukan sekolah-sekolah ini lebih lanjut menjelaskan bahwa nilai di rapor bukan untuk orang tua.
Apa maksudnya?
Nilai-nilai itu proses milik anak, Moms! Alzena menekankan yang boleh 'diakui' atau orang tua ikut bangga adalah bagaimana peran orang tua mendampingi usaha anaknya. "Untuk ini, enggak usah pakai rapor sebagai foto, kan? Pinter, berhasil, handal, tidak diukur dari nilai rapor!" tegasnya.
Lantas apa saja yang seharusnya dijadikan pertimbangan orang tua sebelum menulis tentang hasil atau memajang foto rapor anak di media sosial? Berikut tips dari Anne:
1. Untuk apa
Pertimbangkanlah pesan atau “pelajaran” apa yg ingin kita sampaikan kepada anak dari mamasang rapornya di media sosial. Value atau nilai apa sih, yang mau kita kembangkan? Apakah dengan memasang foto rapornya kita dapat mencapainya?
2. Kehendak anak
Bagaimana dengan anak kita? Apakah ia merasa nyaman bila rapornya diketahui orang banyak melalui media sosial Anda? Akankah anak merasa senang? Jangan-jangan anak bisa jadi target perundungan atau bullying karenanya lho, Moms! Tidak mau kan?
3. Bagaimana bila rapornya jelek
Masih terkait dengan pesan yang hendak disampaikan, apakah Anda tetap mau posting kalau nilai rapor anak jelek atau di luar target? Mungkin tidak, ya? Padahal anak bisa saja sudah berjuang dan memberikan usaha terbaiknya meski nilainya tetap tidak sesuai dengan harapan Anda.
"Nah, kalau hanya rapor bagus aja yg ditampilkan, kebayang enggak apa yang ada dalam pikiran anak?" tanya Anne, "Bisa jadi anak berpikir Anda cuma menghargainya kalau nilainya bagus. Dia berpikir, ibu tidak paham kesulitanku dan cuma bangga sama aku kalau aku dapat nilai 9 untuk Matematika," sambungnya.
Bila anak berpikir seperti ini, bukan tidak mungkin anak nantinya akan memakai segala cara -baik atau buruk- untuk dapat nilai bagus!
4. Pikirkan yang lain
Anda juga perlu memikirkan anak-anak Anda yang lain, Moms. Kalau ternyata kakak atau adiknya tidak dapat nilai bagus misalnya, lalu yang rapornya Anda posting cuma yang bagus saja ini dapat menimbulkan kecemburuan hingga sibling rivalry atau persaingan antar saudara.
"Ini benar-benar terjadi, lho! Saya sering menemui kasus seperti ini di ruang praktik," Anne mengingatkan.
Bukan cuma anak, orang tua lain yang melihat postingan Anda juga bisa saja terluka atau menganggap Anda sombong!
5. Keamanan dan keselamatan anak
Jangan lupa masalah keamanan dan keselamatan anak. Kadang-kadang orang tua lupa kalau di dalam foto rapor yang dipasang di media sosial itu ada nama lengkap anak, kelas, nama hingga alamat sekolahnya!
"Ini jelas berbahaya dan tidak seharusnya dijadikan konsumsi publik!" tukas Anne.
Selain pertimbangan-pertimbangan di atas, Anne menekankan pentingnya orang tua mawas diri agar tidak melakukan hal-hal yang dapat membuat anak tumbuh menjadi orang-orang yang terlalu suka berkompetisi dan lupa bekerjasama.
"Jangan sampai anak merasa dirinya harus menjadi yang terbaik, selalu menganggap teman atau orang-orang di sekitarnya sebagai saingan bahkan musuhnya!" pesan Anne sungguh-sungguh.
Sikap seperti ini menurut Anne akan sangat merugikan, membuat anak menjadi arogan dan bukan tak mungkin anak akan terbiasa menunjukkan kebaikan dirinya dengan cara menungkapkan kejelekan temannya ataupun orang lain. Tidak sehat, kan?
Jadi yuk, Moms, pertimbangkan lagi masak-masak sebelum memasang rapor anak di media sosial. Hargai anak atas hal-hal yang berhasil dicapainya sekecil apapun itu. Pastikan anak tahu, Anda mencintainya tanpa syarat dan bahwa hidup bukan melulu soal menang atau kalah!
0 Response to "Pamer Rapor Anak di Medsos? Pertimbangkan Dulu 5 Hal Ini ya Bun!"
Posting Komentar